Search

^_ . . . Untuk Imam, 25 . . . _^


Mungkin kau sedang zikir dan khusyuk mendengarkan khatib di mesjid saat surat ini kutuliskan. Semoga kau menyisipkan do’a pertemuan kita disela puluhan bait do’a yang hendak kau haturkan.

Imam, seperti yang pernah kukatakan padamu bahwa jalanmu menjemputku tak akan mulus begitu saja. Akan ada kerikil-kerikil yang menahan sejenak laju langkahmu. Pandai-pandailah berdamai dengan mereka. Satu hal yang paling penting kau tanamkan, ISTIQOMAH. Dan aku bersama do’aku disini dalam dhuha dan sajadah fajar.

Dari sekian banyak kisah pertemuan yang pernah kudengar, tentu tak ada satu pun yang tak terhadang duri di pertengahan. Bahkan setan paling lihai menyusup dalam urusan ini. Nah, kita, mungkin saja kisah kita akan punya kemiripan dengan mereka. Maka bersiaplah untuk itu. sekali lagi kukatakan, Imam, ISTIQOMAH. Keep ISTIQOMAH.

Hmm…kau tau, ada satu kisah pertemuan yang bagiku selalu menarik untuk disimak. Ya! Kisah Cinta Sepasang Tukang Pedati. Aku belajar banyak dari kisah itu. Dan aku juga sudah mempersiapkan diri andai kisah kita beralur sama dengan mereka. Datang lah dulu. Nanti akan kuceritakan padamu tentang kisah itu, tepat saat pertama kalinya purnama boleh kita nikmati berdua.
^_^ . . .

*Siang Jum’at, saat Bougenvil di depan jendelaku berwarna menyala tersiram surya. #sehari jelang “quarter century”, 2013.


Tidak ada komentar

Posting Komentar