Search

Menikmati Sensasi Robusta Gading Cempaka

Hei, kamu! Iya, kamu; para pecandu kopi. Sini saya bisikin sesuatu, pasti kamu suka. Duduk manis di sini ya, simak bisikan saya soal minuman favorit kamu itu.



Pernah dengar kata “Robusta”? Ah, aku pun baru tau belakangan ini. Terus terang saja, aku bukan pecandu kopi. Jadi wajar saja jika kosa kata yang kupunya terkait kopi agak-agak memprihatinkan. Aku baru berkenalan dengan si robusta ini sekitar dua minggu yang lalu. Saat itu robusta hadir memperkenalkan diri lebih dekat kepada kami; Blogger Bengkulu dalam agenda kelas blogger kedua. Ia muncul dalam cup mungil polkadot merah membawa aroma yang khas, hingga konsentrasiku pada materi kelas sedikit buyar. Lagian, si robusta ini agaknya datang tepat waktu, yakni saat mata mulai merindukan kasur empuk dan angin yang sepoi. Langsung saja ia kuseruput. Seteguk, dua teguk, dan oh.....ternyata nikmatnya beda.



Usut punya usut, rupanya kopi robusta Bengkulu ini premium punya. Sebagai daerah yang merupakan kawasan hutan lindung dan perkebunan, maka mayoritas masyarakat Bengkulu mencari penghidupan dengan berkebun. Perkebunan terbesar adalah sawit, karet dan kopi. Saat ini, provinsi Bengkulu menempati posisi ketiga dari 5 daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia. Bengkulu mampu menghasilkan 88.861 ton tiap tahun. Selain itu, Bengkulu merupakan daerah segi tiga emas penghasil Robusta terbesar ketiga di pulau Sumatera setelah Sumatera Selatan dan Lampung. Sayangnya, karena keterbatasan SDM dan cara kelola yang masih tradisional, kopi Bengkulu belum mampu maniakkan nilai tambah sehingga produktifitasnya masih sangat kecil. Pun masih belum mampu bersaing di kancah perkopian nasional maupun internasional. Padahal kualitas kopi Bengkulu diyakini sejajar dengan kualitas kopi daerah lain yang sudah ternama.


Ironisnya, sebagian besar petani kopi malah belum bisa mencicipi nikmatnya hasil kopi sendiri. Ada alasan klasik yang sudah turun temurun sehingga petani hanya bisa menanam, memetik, menjemur, kering, lalu diangkut ke gudang. Memprihatinkan memang. Untuk itulah Kopi Gading Cempaka ambil bagian sebagai pegiat kopi Bengkulu yang ingin menghadirkan atmosfer baru dalam kancah perkopian provinsi Bengkulu.



Filosofi Nama

Untuk mengeluarkan produk baru, tentu branding nama perlu diperhitungkan. Sebab terkadang dari sebuah nama, ingatan orang-orang akan mengakar sehingga menjadi candu. Begitu pula dengan nama Kopi Gading Cempaka ini. Ada sejarah leluhur yang ingin dibumikan kembali sehingga dengan menikmati kopi ini para anak cucu dan generasi masa depan tak lupa dengan sejarah daerah sendiri.

Ringkasnya, dahulu kala ada seorang petani kopi sekaligus tauke yang hidup di dusun tua yang merupakan wilayah provinsi Bengkulu bernama Desa Aur Gading. Sebagian besar penduduknya berasal dari suku Rejang, suku terbesar di Bengkulu dan mengabdikan diri sebgaai petani kopi. Meski tidak terbilang dataran tinggi yang ideal penghasil kopi terbaik, namun tanah Aur Gading sangat cocok dengan tanaman jenis kopi Robusta yang belakangan ditemukan celahnya sebagai kopi Robusta tradisional dengan rasa yang cukup baik. Sebab sejatinya desa Aur Gading jaraknya tidak begitu jauh dari kota Curup, Rejang Lebong yang merupakan dataran tinggi sehingga menjadi daerah penghasil kopi yang berkualitas.

Di lain pihak, Bengkulu juga menyimpan kisah sejarah kerajaan yang cukup kental. Salah satunya adalah kisah Putri Gading Cempaka yang merupakan putri bungsu dari Raja Ratu Agung (pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Sungai Serut) yang teramat rupawan. Sosok Putri Gading Cempaka merupakan titisan dari Kerajaan Majapahit. Perawakannya yang mempesona serta kecerdasannya yang gemilang membuat pangeran dari Aceh tergila-gila kepadanya. Sayang, pinangan bertepuk sebelah tangan. Sehingga penolakan Putri gading ini memantik api peperangan antara Kerajaan Bengkulu dan Aceh.

Di desa Aur Gading sendiri, Putri Gading Cempaka dipercaya sebagai sosok leluhur yang membawa aura kedamaian, penuh kasih dan bijaksana. Ia juga dipercaya sebagai sumber kesuburan di tanah Aur Gading. Konon, petani kopi sekaligus tauke tadi amat percaya dengan kekuatan sosok Putri Gading Cempaka ini, sehingga ia meracik tanaman kopinya menjadi kopi bubuk yang ia jual pada para pedagang yang melintas dari desa itu. Ia juga menjual bubuk kopinya ke pasar-pasar rakyat. Dan tentu saja, ia menamai kopi bubuknya dengan nama Kopi Gading Cempaka.

Demikianlah, sehingga Kopi Robusta Gading Cempaka yang hadir saat ini memunculkan kembali sejarah ini. Bedanya, Kopi Gading Cempaka ini menyediakan dua produk utama berupa Robusta Premium dan Arabika Premium. Dan tentu saja, meski aku bukan pecandu binti pecinta dan penikmat kopi, tapi lidahku tak menolak saat pertama kali mencicipi Robusta GC alias Robusta Gading Cempaka ini. Ada sensasi yang aduhai sehingga Kopi Gading Cempaka ini terkenang di hati.


Nah, bagi kamu para pecandu kopi, Kopi Gading Cempaka Bengkulu ini recommanded banget ya. Jangan bilang pecandu kalo belum nyicipinya. Untuk pemesanan gampang kok. Kamu bisa hubungi kontak di bawah ini *gerakin telunjuk kanan kiri ke bawah ala-ala presenter di tipi-tipi itu* hehehe...


A. Online:
- WA 08117321511/ 081995850700
- Twitter @kopigadingID
- Fanpage Kopi Gading Cempaka
- IG @kopigadingcempaka
- www.kopigadingcempaka.com


B. COD di studio Radio B-One FM Kota Bengkulu- Jalan S. Parman No. 117 Padang Jati Ratu Samban Kota Bengkulu.


Selamat menikmati, gans..













17 komentar

  1. Kopi gading cempaka ini emang bikin ketagihan ya mbak... ^^

    BalasHapus
  2. semangat buah para petani kopiiii bengkuluuu . Jngan mau kalah meskipun ada beberapa kendala disana sini

    BalasHapus
  3. Cuma kopi robusta Bengkulu yang berani beda karena membutuhkan proses yang lama dan menghasilkan kualitas kopi dengan cita rasa yang khas

    BalasHapus
  4. Cuma kopi robusta Bengkulu yang berani beda karena membutuhkan proses yang lama dan menghasilkan kualitas kopi dengan cita rasa yang khas

    BalasHapus
  5. yup, jangan bilang penggemar kopi kalau belum pernah cicip kopi Gading Cempaka Bengkulu

    BalasHapus
  6. Kopinya kasih gula dikit ajah...yg bikin udah manis..hehe

    BalasHapus
  7. Kopinya kasih gula dikit ajah...yg bikin udah manis..hehe

    BalasHapus
  8. rasa kopi ini emang cocok banget sama namanya kak, gading cempaka.. ya manivestasi kecantikan dan kecerdasan sang putri

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi penasaran pengen ketemu wajah aslinya sang putri..

      Hapus
  9. Nikmatnya Seduhan Kopi Gading Cempaka, kopinya enak dan rasanya khas gak bikin kembung, jadi suka minum kopi neeh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. penyuka kopi harus coba semua jenis kopi deh kayaknya..

      Hapus
  10. Wahhh kopi enak ini mba aku juga udah nyi ipinnya

    BalasHapus
  11. klo inimah asli jos gandos kopinya, mantaf melegenda

    BalasHapus