Search

~ Untuk Imam, 31 ~

Semoga kasih dan sayang Allah selalu tercurah pada kita yang sedang bertukar cinta di taman iman. Sebelum kuteruskan surat ini, terlebih dahulu aku ingin minta maaf padamu karena lama tak menyuratimu. Bulan ini genap dua tahun surat itu kuputus. Jangan ditanya sebab-karena. Setelah surat yang ke 30, aku hanya ingin menuliskannya kembali saat kau telah datang menjemput hatiku.

Marhaban fii qolbi wa hayati, Ya Zauji Mahbubah... :) :)

****
Imam, bukankah dalam suratku yang ke 29 aku sudah bercerita soal kekhawatiranku tentang jalan pertemuan kita? Sungguh aku cemas sekali. Aku takut terjebak ke dalam lembah maksiat yang mengerikan. Untung saja kau menjemputku dengan cara yang santun, bahkan selesai khitbah pun kau sama sekali tak membuatku melambung dengan buaian kata-kata. Untuk itu aku sangat berterima kasih kepadamu.

Banyak orang yang tak percaya dengan pernikahan kita. Bahkan satu dua ada yang memperkirakan pernikahan kita tidak akan bertahan lama mengingat cara jadian kita yang tak masuk akal, setidaknya bagi mereka yang awam. NEKAT! Kata yang satu ini riuh terdengar. Mungkin memang benar, aku nekat menerimamu tanpa perlu memperpanjang kalam dan pendekatan watak yang menahun. Kurasa kau juga begitu. Tapi seperti katamu, dengan niat Lillahi Ta’ala, Insya Allah kita akan mampu melumpuhkan praduga orang-orang.

Baiklah, Imam..

Karena keberanianmu menghadap dan menjabat tangan waliku, maka sejak akad itu tertunai aku seutuhnya milikmu. Kau perlu tau, terkadang aku keras kepala dan kekanakan, untuk itulah kau perlu hadir dengan segala kedewasaan watak dan emosi yang kau miliki. Ini jemariku, genggamlah untuk bersama menatap surga. Ini pundakku, rangkullah untuk berdua menapaki jalan cinta yang diridhoi..

Sampai ketemu di suratku berikutnya.. ;)

Mengawali 2016
Di bawah cerahnya langit Kota Bengkulu.

6 komentar

  1. ai, indahnya. mudahan selalu sakinah ya dek

    blognya pinky juga
    sudah saya folow ya, folbek juga ya :)

    BalasHapus
  2. Aaamiiin.. siip mbak. blog ini seperti mati suri, jarang dijamah. hihihi. Tobaaat

    BalasHapus
  3. Sang calon imam emang tak membuatmu melambung dgn kata2. Namun dikau jadi tergoda utk menggoda yg bersangkutan utk melambungkan kata2. Tapi...selamat...Anda lulus bang Imam...eh...

    BalasHapus
  4. Halaa....ecek2nya lupa la yaaa....yg mancing2 di bbm wktu itu apa lah namanya ya? Tapi yg dipancing hebat, gak dimakan umpannya. Salut. (pake past tense semuanya tu ya yg di atas😎)

    BalasHapus
  5. Aku lebih tau soraya. klo pun seperti pancingan kujamin steril.

    BalasHapus