Search

Adab dan Tips Menyikapi Tanya "Kapan Nikah?"

Alhamdulillah, akhirnya bisa menghirup udara Bengkulu lagi, setelah seminggu lebih holidei di kota Pempek. Ada banyak sekali pengalaman wisata di sana yang akan saya tuliskan nanti. Tapi sebelum itu, saya ingin menuntaskan dulu hasrat menulis seputar pandangan saya terhadap kasus yang baru-baru ini terjadi. Makin kemari, kok saya merasa dunia ini semakin ngeri. Dalam sebulan, puluhan berita pembunuhan, penipuan, orang hilang, perampokan, dan kejadian-kejadian yang tidak manusiawi lagi. Saya jadi teringat kata-kata Mbak Ocha, istri dari Ridwansyah Yusuf, dalam sebuah postingan blognya, “Kadang, kata-kata lebih manusiawi dari pada manusia itu sendiri. Sayangnya, kita tidak bisa menikahi kata-kata”. Sungguh ungkapan yang bermakna dalam. Daleeem banget.

Well, dari puluhan kejadian, ada satu yang paling menarik hati saya. Tentu kalian ingatkan berita yang sempat viral soal si Nunur yang membunuh tetangganya yang tengah hamil 8 bulan hanya gegara soal sepele?  Ya, si Nunur ayng masih bujang tega menghilangkan dua nyawa sekaligus karena tetangganya itu sering bertanya, “kapan nikah? Yang lain sudah tuh”.

sumber: google

Sekilas pertanyaan ini memang klise, tapi zaman sekarang pertanyaan ini sungguh menjadi angker. Maka dari itu, saya ingin mengajak kita semua agar lebih berhati-hati dalam melontarkan tanya seputar menikah.

Siapa sih yang tidak kepengen menikah? Setiap perawan dan bujang pasti mengidamkannya. Hanya  saja jalan menuju kesana memang tak selalu mulus. Beda orang, beda pula nasib jalannya. Ada yang lurus-lurus saja sampe bisa menikahi pujaan hatinya, ada yang terpaksa menerima karena desakan orang tua, ada pula yang tak kenal sama sekali tapi mau saja menerima lamaran yang ditujukan kepadanya. Soal waktu, ada yang sudah kepala tiga baru dijemput hatinya, ada yang menikah diusia ideal, ada pula yang masih bau kencur sudah menggendong bayi, hingga kadang-kadang susah membedakan itu anaknya atau adiknya. Yang paling apes adalah orang yang lama bertemu jodoh, pasti dinyinyirin banyak orang. Kelen pikir gak sakit di gituin? Duuuuuh, sedihnya itu sampe ke ubun-ubun.

Perempuan, di usia 25 saja sudah mulai dijejali pertanyan kapan? Dan lelaki, di usia ke 28 mulai santer di telinganya pertanyaan yang satu ini. perlu kita ketahui bersama bahwa perkara menikah adalah perkara hati dan teramat privasi. Maka waspadalah ketika mau melontarkan pertanyaan demikian untuk seseorang. Jika sekali dua, orang mungkin akan menjawabnya dengan tulus. Tapi jika sudah terlalu sering menanyakannya, apalagi dibanding-bandingkan dengan orang yang sepantaran dengannya yang sudah menikah, maka pertanyaan ini akan menyinggung perasaan. Tau sendirilah kan ya, kalo sudah tersinggung segala penyakit hati amat mungkin berkembang. Mulai dari sakit hati, marah lalu dendam. Kalo sudah dendam, orang bisa lupa tuhan. Apapun akan dilakukannya untuk melampiaskan dendamnya.

Karena itu, saya sangat menyayangkan si wanita hamil itu menanyakan demikian. Terlepas dari maksud hati dia bercanda atau sekedar membuka bahan cerita. Menurut berita yang diturunkan, si Nunur sakit hati karena sudah terlalu sering ditanyai sama si wanita dengan pertanyaan yang sama; kapan lagi? Kawan-kawanmu sudah tuh. Akhirnya Nunur tersulut. Mungkin saja saat Nunur ditanyai demikian, hatinya lagi kacau atau beban pikirannya lagi berat. Atau bisa juga ia sudah lama menyimpan dendam karena mungkin merasa direndahkan oleh si wanita dengan statusnya yang masih terus membujang. Sehingga ia kalap dan menghabisi nyawa si wanita yang tak lain adalah tetangganya sendiri.

Sangat manusiawi sekali perasaan Nunur yang tersinggung itu. Aku pun pasti geram dan marah kalau digituin orang.  Namun demikian, saya tetap tidak membenarkan tindakan Nunur atas si wanita tersebut. Setersinggung apa pun, pakailah akal dan hati dalam bertindak. Waraslah dalam segala situasi. Apalagi yang dibunuh tengah mengandung calon manusia baru. Sungguh tragis sekali! Dosanya, duuuuh, mungkin melebihi gunung Uhud. Na’udzubillahi min dzalik.

Lantas apa yang bisa kita ambil dari kejadian ini? mari kita dudukkan pada dua posisi.

Saat kita sudah menikah:

1. Jagalah akhlak terhadap orang yang belum bertemu jodoh. Tak perlu pamer ini itu, apalagi merasa menang karena sudah menikah lebih dulu.

2. Jaga pula lisan. Jangan sampai menyakiti orang lain dengan terus bertanya kapan?
3. Jika pun harus bertanya, cukup sekali dua. Tak perlu menambah frekuensi apalagi kepo setiap saat.

4. Jika benar-benar prihatin, ajaklah si jomblo ngomong empat mata. Tanya dengan hati yang tulus apa musabab dirinya belum menikah. Lalu berilah solusi sesuai keadaan yang ada.

5. Pilihlah kata-kata yang santun setiap akan bertanya. Ingat! Yang akan ditanyakan itu masalah sensitif. Jadi jangan sampai pertanyaan kamu itu bernada mengejek, menghakimi apalagi merendahkan.

6. Baca suasana hati orang yang akan ditanya, agar tanyamu tidak bertepuk sebelah tangan.

7. Ini paling penting, stop menggunjingkan si jomblo di setiap forum dan lapak-lapak pergosipan. Lebih baik doakan saja kemudahan jodohnya. Sebab mendoakan kebaikan pada saudara secara diam-diam, maka doa itu akan menjadi doa yang makbul.

Saat kita jomblo:

1. Tegarkan hati, tebalkan kuping. Agar ketika pertanyaan kapan itu bisa ditangkis dengan jawaban cerdas dan lugas.

2. Kokohkan iman. Sebab yang beriman akan melabuhkan segala rasa, resah dan gelisahnya hanya pada Allah ta’ala. Sehingga ia sama sekali tak berpikiran buruk sekalipun saat ia disakiti oleh makhluk.

3. Sambutlah pertanyaan orang-orang dengan doa diam-diam di hati. Minta pada Allah agar segera menjawab pertanyaan orang-orang ini dengan mendatangkan jodoh yang berkualitas.

4. Kalau pun harus berhadapan dengan orang yang nyinyirnya minta ampun, besarkan jiwa, luaskan sabar. Bila perlu abaikan setiap omongannya. Biarkan menguap ke angkasa.

5. Tetaplah waras di segala situasi. Pikirlah dulu masak-masak sebelum melakukan tindakan.

Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang selalu bisa menjaga akhlak, menahan lisan dari perkataan yang menyakiti, dan bijak dalam menghadapi segala masalah. Saya berharap tidak ada lagi Nunur kedua, ketiga dan seterusnya.

Kepada Nunur, bertobatlah. Mohonkan ampunan pada Allah. Dan kepada wanita yang telah dikubur bersama bayinya, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan memberikan tempat yang terbaik di sisiNya. Aamiin ya Rabb.


16 komentar

  1. Duh merinding bacanya, naudzubillah ya.iya, pada saatnya nanti ada jodohnya ya ngga usah kepo meluluu..

    BalasHapus
  2. Dulu waktu saya masih bujangan,ledekan datang bertubi-tubi,seakan-akan tidak ada campur tangan Tuhan dalam urusan jodoh.Yah tinggal disenyumin aja..toh mereka bisanya cuma meledekin saja,gak bantu ngasih makan untuk kita nantinya.heheh

    BalasHapus
  3. betul mbak, tebalkan kuping. Sesama manusia harus saling memahami, karena garis tangan orang aja beda apalagi nasib

    BalasHapus
  4. hehhehee...pengalaman pribadi nih heheheee..... Kalau aku dulu mbak ya, kalau ada yang tanya kapan nikah aku langsung tanya, eh mau carikan ya? boleh tuh, dan yang nanya langsung bengong atau ngakak :D

    BalasHapus
  5. Makasih ya mba. Tipsnya akan berguna banget :D
    Secaraaa gitu yakan, pertanyaan itu jadi pertanyaan pembuka tiap kali ketemu orang yang dah lama gak sua. Hehe

    BalasHapus
  6. ngeri ya sekarang pertanyaan yang dirasa sepele ternyata bisa menghilangkan nyawa.

    BalasHapus
  7. Hahha.... pertanyaan "kapan Nikah?" udah sering banget aku denger.. kalo aku mah jawabnya, sebentar lagi... wkwkwk
    thanks tipsnnya kak... heheh

    BalasHapus
  8. jad ingat waktu dulu, sebelum, ditanyaiin mending ngomong duluan yaaak

    BalasHapus
  9. Iya bener, angker banget pertanyaan itu, kota doakan semoga jodoh segera sampai bagi teman teman yang ingin segera mengenapkan separuh dien

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pokoknya kita harus punya jawaban pamungkas untuk itu.

      Hapus
  10. aku sering ditanya gitu mbak, bahkan sama keponakanku :D ya tak jawab "ntar kalau kakak nikahnya cepet, kamu jalan-jalan sama siapa? kan kakak jalan-jalan sama istri" :v

    BalasHapus
  11. Saya termasuk yang kurang senang kalau ada lontaran nikah2 ke teman2 yg belum nikah. Emang ngeselin, apalagi sebagian mereka yg bertanya cuma ikut2an

    BalasHapus
  12. Kalo ditanya kapan nikah, aku jawabnya kalo gak sabtu ya minggu. :D

    BalasHapus
  13. Duu pernah dalam posisi ini, tapi aku dulu malah mendatangi orang2 sholeh minta didoakan cepat nikah saat diusia 25 tahun plus sholat hajat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, aku juga dulu di posisi ini mbak. Hihihi

      Hapus