Search

Daun Sirih dan Senyum Bidadari

Hello sahabat dahliasiregar.com,

Mbah Sini terkini

Perkenalkan, dia adalah Mbah Sini, tetangga depan rumah waktu aku tinggal di Curup dulu. Orangnya ramah dan energik meski dirinya telah renta. Tebak usianya berapa? 70, 80? BIG NO! Zaman Belanda aja dia sudah remaja. Cicitnya sudah banyak yang beranak pinak. Cicit ya, bukan cucu. Mau tau usianya berapa? Mau tau, mau tau? *gaya Ustad Maulana*

108 tahun!

Dan potonya ini di jepret malam ini guys (Minggu, 7 Maret 2021). Kuminta sama cucunya yang tinggal bersamanya. Liat Mbah Sini ini aku selalu cemburu. Cemburu sama giginya yang masih sehat kuat terawat padahal sudah seabad dunia ini dicicipinya. Jangankan ompong, bolong pun tidak. Lantas aku mematut diri di kaca dan mengangakan mulut. Alamak oiiii, lobang, tampal, keropos, komplit. Padahal usiaku baru kepala 3 dan mulai megidap penyakit gigi sejak zaman SD dulu. Makanya bagiku Mbah Sini ini istimewa. 

Setelah kuperhatikan, lalu kuusut langsung kepadanya, ternyata giginya bertahan hingga kini karena kebiasaannya mengunyah sirih sampai saat ini. Liat tu hitam di giginya bukan behel apalagi kotoran, tapi bekas sirih. Pantaslah pula. Aku mana kuat makan sirih. Dulu sirih kukunyah karena pengen cepat dapat jodoh. Wkwkwk.. Di kampungku, tiap orang tunangan, pasti ada sirih dalam dulang. Dan sirih itu dibagikan kepada gadis-gadis setelah prosesi adat selesai dan disuruh makan agar segera menyusul dapat pinangan. Maka demi jodoh, kukuat-kuatkan lah makan sirih itu lengkap dengan kapur dan pinangnya. Hahaha...

Lantas, apakah benar bahwa sirih itu yang telah berjasa pada gigi Mbah Sini? Mari kita kupas tuntas di sini dengan tajam setajam silet. Sihhiy...

Kandungan Daun Sirih

doc. tirto.id

Dilansir dari ejournal.undiksha.ac.id tentang Analisis Kandungan Kimia Ekstrak Daun Dirih Hijau (Piper Betle) dengan GC-MS, yang ditulis oleh Ni Putu Rahayu Kusuma Pratiwi & I Wayan Munderawan menyimpulkan bahwa ekstrak sirih hijau mempunyai tiga puluh satu senyawa yang komponen utamanya berupa eugenol, asam, dimetilbenzoat, dekahidro-4a, metilenyl naftalena, oktahidro-7- metil naftalena dan oktahidro-4a-metilnaftalena. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas senyawa aktif dari ekstrak sirih hijau adalah golongan fenolik yang mempunyai aktivitas antibakteri. Sehingga tanaman daun sirih ini dipercaya efektif mengobati berbagai penyakit, salah satunya adalah karies gigi. 

Menurut situs hellosehat.com, karies gigi merupakan kondisi rusaknya struktur dan lapisan gigi secara bertahap. Diawali dengan terkikisnya enamel gigi, lalu menjalar ke dentin hingga mencapai akar gigi. Karies gigi serig dipicu oleh makanan manis yang sering di makan dan jarang sikat gigi. Sehingga bakteri di mulut akan mengubah kandungan gula dari sisa-sisa makanan menjadi asam. Bila jarang menyikat gigi apalagi sehabis memakan makanan manis, maka timbunan asam akan berubah menjadi plak putih, kecoklatan hingga menghitam. Dan pada akhirnya membuat gigi jadi berlubang. Kalo sudah berlubang, you know lah ya apa yang akan terjadi. Sakit gigi, cyiiiin. Tahan? Aku sih nggak. Aku gak mau sakit gigi dan gak mau juga sakit hati. Hehe..

Selain dari hasil penelitian di atas, daun sirih juga mengandung zat besi, potasium, betlephenol, minyak atsiri, diastase, cedinene, avikol, mineral dan vitamin. Sehingga daun sirih punya peran lebih dalam penyembuhan luka, mengobati penyakit eksim, asma, mengobati jerawat, memperlancar haid, mengobati keputihan, mengatasi diabetes hingga anti-kanker. 

SS ejournal.undiksha.ac.id

Mengingat banyaknya kandungan bermanfaat yang ada di badan dauh sirih ini, maka sungguh sangat baik memang jika kita mengunyah daun sirih secara berkala. Atau paling tidak berkumur-kumur dengan rebusan daun sirih agar mulut tidak bau. Bisa juga untuk membersihkan daerah kewanitaan agar tidak terjadi keputihan dan jamur.

Oh ya, berarti benarlah ya daun sirih ini telah berjasa mengokohkan gigi Mbah Sini sampe ke akar-akarnya. *Bravo Mbah. Aku padamulah*. 

Kebaikan Alam Untuk Sehat Jiwa Raga

Bersebab gigi terletak di bagin wajah, maka banyak sedikitnya gigi mempengaruhi kualitas kecantikan. Gak percaya? Bayangin aja kalau ada orang yang hidungnya mancung, kulitnya putih, wajahnya bersih, badannya semampai, tapi pas ketawa giginya ompong, cantik tak? *beneran bayangin ya* hehe...

Karena itu, merawat gigi merupakan sesuatu yang wajib dilakukan agar bakteri tidak bersarang di mulut. Lagian, kalau mulut bau orang-orang pasti menghindar dong. Tapi coba kalau giginya bersih, rapi, minim bakteri, napas segar, senyum pun memukau. Yang pasti, akan lebih percaya diri berinteraksi dengan orang sekitar. Jadi cantik saja tak cukup, Marimar. Sehat dan bersih juga penting. Apalagi dipadu bersihnya hati, bidadari pun cemburu. Liat tuh Mbah Sini, selalu pede terenyum dan tetap bisa menikmati makanan millenial di usianya yang senja. Tidak seperti orang zaman sekarang yang masih muda saja sudah banyak pantangan. Minum es dikit, ngilu. Makan keras, sakit. Hadeh...

Terus terang aku sangat terinspirasi dari Mbah Sini. Meski gigiku sudah ada tambalan dan lobang sana sini, paling tidak aku harus berusaha sekuat tenaga untuk merawat gigi yang masih utuh. Tapi sungguh, kutetap tak kuat mengunyah sirih langsung lengkap dengan kapur pinangnya, Marisol. Karena itu aku lebih memilih yang praktis saja, seperti memakai pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih. Memang sih harganya sedikit lebih tinggi dari pada pasta gigi biasa, mengingat sirih ini tergolong tanaman herbal. Tapi tak apa, yang penting gigi-gigiku yang masih bagus ini tidak bernasib sama dengan beberapa saudaranya yang sudah duluan keropos, berlobang dan bertambal.

Tanaman sirih merupakan komoditas lokal yang sangat mudah ditemukan di bumi pertiwi Indonesia ini. Tuh, tetanggaku punya. Tanaman sirihnya subur makmur merambat ke mana-mana. Selain sirih, masih banyak lagi komoditas negara ini yang banyak dilirik oleh negara luar. Sebut saja kelapa sawit, rempah-rempah, dan biji kopi. belum lagi potensi sungai, hutan, laut dan gunung. Lengkap semua. Inilah satu kebanggaan bagiku sebagai warga negara Indonesia. Alamnya kaya melimpah, gema ripah loh jinawi. Karunia Tuhan yang sangat dicemburui negara lain. 

Sayangnya, sebagian besar bentang alam yang melimpah ruah ini belum terkelola dengan baik, bersebab faktor SDM yang terbatas dan faktor lainnya. Sehingga untuk menuju masyarakat sejahtera masih harus menempuh perjalanan panjang. 

Daun Sirih dan Produk Kesehatan

Sekarang ini sudah semakin banyak orang menyadari dan beralih mengunakan bahan-bahan alami untuk makanan, kecantikan dan juga kesehatan. Back to nature ceritanya. Makanya produk-produk makanan, kecantikan dan kesehatan yang menggunakan bahan alami sebagai ingredients utama dalam produknya lagi naik daun saat ini. 

Melihat penomena ini, bukan tak mungkin sekelas daun sirih pun akan mampu membuat ekonomi umat sejahtera. Jika produsen produk kesehatan dan kecantikan berlomba-lomba menghadirkan bahan alami dalam produknya, maka pasokan daun sirih juga harus meningkat dong. Karena itu, budidaya daun sirih saat ini sangat berpotensi menjadi sumber penghasilan. 

Di lansir dari ilmubudidaya.com, ada sekitar 9 cara budidaya daun sirih. Mulai dari menanam hingga memetik hasil panen. Adapun 9 dari ara tersebut adalah:

1. Menyiapkan media tanaman berupa pot dan tanah lempung yang berpasir. Pastikan PH tanah sekitar 6-7 agar daun sirih tumbuh bagus pertumbuhannya.

2. Memilih benih daun sirih berkualitas. Adapun ciri dari benih sirih berkualitas adalah sirih yang indukannya memiliki pertumbuhan yang tergolong cepat, berdaun besar, bagus dan lebar, punya tunas akar yang banyak, batang bagus, tidak kelainan, berppenyakit dan tidak berhama.

3. Menanam daun sirih dengan menggunakan ujungnya sekitar 40-50 cm 

4. Menyiapkan sandaran daun sirih berupa pohon, dengan jarak pohon sekitar 1,5 m/pohon

5. Merawat tanaman sirih dengan memberikan cahaya matahari yang cukup, sekitar 60-70% saja. Jika lebih, daun sirih akaun kuning dan layu

6. Mengatur pencahayaan dan pupuk tanaman sirih. Sebaiknya digunakan pupuk kompos ayam. Sebab pencahayaan dan pupuk dpaat mempengaruhi cita rasa daun sirih.

7. Memberantas hama tanaman sirih

8. Memanen daun sirih setelah usianya satu tahun dan dipetik di pagi hari

9. Memperhatikan daun sirih yang di petik. Apabila daun tersebut sudah tua, bersih dan mengkilap, itu berarti daun sudah memiliki zat yang tinggi. Maka sudah bisa dipetik. 

Itulah cara membudidayakan tanaman sirih yang bisa dilakukan di rumah, di kebun, atau lahan cocok tanam yang memang khusus disiapkan untuk tanaman sirih. Nantinya, tanaman sirih ini bisa menjadikomoditaslokal yang mendunia karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan. Jika ditanam di rumah, minimal bisa digunakan untuk diri sendiri dan keluarga. Misalnya merebus daun sirih untuk kumur-kumur. Atau saat keluarga terluka, daunnya bisa digunakan agar lukanya segera mengering. Dan, tentunya bisa dikunyah kapan saja agar kesehatan gigi tetap terjaga. Pasti mau kan punya senyum yang tetap menawan walau usia tak muda lagi? Kalau gigi keropos, ompong, kotor, mana cantik kalo ketawa. Ye tak? Hehehe...

Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa Tuhan telah memberikan kita karunia terbesar berupa alam yang lengkap isinya. Yang bisa kita gunakan untuk bertahan hidup. Menjaga dan merawat alam telah menjadi tugas kita bersama. Karena itulah, saat ini Lingkar Temu Kabupaten Lestari sedang menggaungkan komitmen untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan melalui program Visi Ekonomi Lestari. Yuk, ambil bagianmu. Tak bisa bercocok tanam, minimal berpartisipasi memakai produk-produk lokal yang tak kalah bagusnya dengan keluaran luar. Tentu dengan memprioritaskan ingredients alami agar lestari cantikmu. 




2 komentar

  1. Keren banget Mbah Siti ya giginya masih bagus berkat sirih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak dew.. kalah gigi anak muda. 😀

      Hapus