Search

^ . . . Untuk Imam, 2 . . .^


Cerah.
Matahari memang tak pernah lelah menyemburkan panas ke bumi. Sungguh ia begitu mencintai titah Tuhannya. Teriknya mampu membasahi tubuh lewat tetesan peluh, dan tetes peluhpun berubah menjadi butir-butir pahala bagi jiwa-jiwa yang berjuang mencari ridho Ilahi.
                   ****
Ah, tiba-tiba saja aku teringat padamu, Imam….
Ku yakin kau pun sedang berjuang sekarang……
Atas ingatan itu pulalah aku menuliskan surat lagi untukmu…

Apa kamu sudah membaca suratku yang pertama??
Sebagian orang telah membacanya, Imam…
Mereka banyak bertanya tentangmu…
Siapakah Imam?
Orang manakah Imam?
Bahkan ada yang menunujuk bahwa kau si A, si B.
Tapi aku menjawabnya hanya dengan gelengan ringan dan seulas senyuman….
Karena sama sekali aku tak tau tentang dirimu….
Yang ku tau adalah,
Bahwa kau akan menjadi Imamku saat nanti kau datang menjemput hatiku….

Berjuanglah Imam…..
Ikhtiarlah mencariku dibatas sajadah malammu…..

Tidak ada komentar

Posting Komentar