Search

%... Untuk Imam, 7 ...%


Assalamu’alaikum….
^_^ . . . .

Kaifa haluk Imam?
Maaf, aku menulis surat lagi untukmu. Kuharap kau tak pernah bosan menerima suratku. Aku tak berharap engkau membalasnya. Aku hanya ingin lembaran ini menemanimu di perjalanan, agar kau tak merasa bosan melangkah saat lelah menyinggahi hatimu. Melalui surat ini aku juga ingin kau tahu bahwa aku terus menantimu disini, kendatipun aku tak pernah tau kapan kau akan tiba didepan pintu rumahku. Karenanya, tersenyumlah saat menerima surat dariku…….
Terkadang aku seolah menemukan sosokmu Imam. Hingga hatiku berdialog, “Benarkah itu kau? Jika benar, mengapa kau diam saja? Haruskah aku memberanikan diri menyapamu?”
“ooo, tidak. Aku tak akan menyapamu. Tugasku hanya menjawab sapaanmu, bukan mendahului menyapamu. Kau tentu tau alasan kebisuanku”. Ah! Apa-apaan aku ini. Sudahlah, lupakan saja. Ku do’akan supaya segala urusanmu dalam mencariku dimudahkan oleh Allah Ta’ala.

                                                                                *****
Imam, entah mengapa di setiap Jum’at aku selalu diingatkan oleh sesuatu bernama kenangan. Padahal aku tak pernah mengundang kehadirannya. Karena aku tau ia hanya akan menyesakkan dadaku saja. Tapi begitulah kenyataannya. Ia datang tanpa pamit. Membuat rinduku pada keduanya kian mencuat. Huuffth……

Hey, lihat Imam………
Dongakkan kepalamu ke langit. Ada sesuatu yang indah disana……kau tahu Imam, pada benda bulat yang benderang itu tersimpan sejuta kenangan tentang Ayah Bundaku. Sebab itu aku selalu bersemangat memandangnya. Seolah wajah mereka berdua bersemayam disitu. Ah, PURNAMA…aku selalu menanti kehadirannya.
Ini dulu ya Imam, aku ingin bersiap-siap meluncur ke pelataran Mesjid Al-Musannif di komplek Cemara Asri…..tempat itu menjadi tempat favoritku setiap malam Purnama…, aku bisa leluasa memandang rembulan disitu…..


Jangan menyerah diperjalanan ya Imam…..
Teruslah berjuang diujung sajadah malammu…….

Kos tercinta,
18 Maret 2011
Pukul 19.49 WIB

Tidak ada komentar

Posting Komentar