Search

~Untuk Imam, 29~



Semoga Allah mengokohkan langkahmu, menaungi hatimu, meneguhkan semangatmu, serta mencukupkan perbekalanmu. Agar kau tak patah saat membawaku terbang.

Imam, ketahuilah bahwa saat ini sesak memenuhi rongga dadaku. Sementara iblis mungkin tengah berpesta merayakan kemenangan. Bukan, ini bukan tentang Mesir. Hatiku sudah cukup ngilu akan itu. Sengaja aku memekakkan telinga dan membutakan mata pada media, sebab jika tidak, hanya ada luka yang kian bernanah di sini, di hati. Entahlah…

Tapi ini soal kondisi muslimah yang kian memprihatinkan. Spesifiknya, tentang hubungan lawan jenis yang mungkin sebagian orang pun telah muak mendengarnya.

Imam, bukankah kita sudah sama-sama tau bahwa sebelum akad tertunai, tetap terlarang bepergian berdua, saling bertukar ucap I Love You, apalagi berkhalwat. Tapi nyatanya, khitbah  (lamaran) atau bahasa membuminya ‘tunangan’ telah mampu menghalalkan itu semua. Yang bikin perih ya para ikhwan dan akhwat yang sebagian ikut kebablasan.

Sungguh, aku tak merasa suci apalagi paling suci. Tetap ada kekhawatiran yang berdesir di sini, di hati. Tentang pertemuan kita, jalan cinta kita. Tapi ini penting kukabarkan padamu agar kita mawas diri. Hingga kita benar-benar mereguk keberkahan malam zafaf yang Allah ridhoi.

Tetap teguh di jalan Allah ya, Mam..

Medan, Tengah Hari
27 Agustus 2013

Tidak ada komentar

Posting Komentar