Search

Peluang Kerja Bagi Disabilitas & Penyintas Kusta

Peluang Kerja Disabilitas

Apa yang terbersit dalam benak kita saat seseorang mengidap penyakit kusta? Kena kutukan? BIG NO! Sebab kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang dapat menyerang kulit, jaringan saraf perifer, serta mata dan selaput pelapis bagian dalam hidung, yang jika lambat ditangani bisa menyebabkan pengidapnya menjadi penyandang disabilitas. Meski penyakit ini tergolong kuno, namun ternyata masih banyak saja yang mengidapnya. Bahkan Indonesia menempati posisi ketiga yang paling banyak mengidap kusta setelah India dan Brazil. Sungguh fakta yang cukup memperihatinkan. Semoga tahun depan negara kita bisa keluar dari peringkat tiga besar ini. 

Merupakan satu keberuntungan bagi saya yang mendapat kesempatan untuk mengikuti webinar Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia pada hari Selasa,15 Juni lalu melalui kanal youtube KBR yang dibawakan oleh penyiar KBR sendiri yaitu Mas Rizal Wijaya. Acara memang hanya berlangsung satu jam, tetapi cukup memberikan khazanah wawasan yang luas terkait kusta, penyintas kusta dan kelayakan hak hidupnya. 

Memberi Kesempatan Kerja Bagi Disabillitas dan OYPMK, Why Not?

Sungguh pemilihan tema yang tepat oleh KBR pada webinar kali ini. Sebab tak sedikit saudara kita yang menyandang disabilitas dan OYPMK mendapat diskriminasi di berbagai lini kehidupan. Oh ya, apa itu OYPMK? OYPMK merupakan singkatan dari Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. Karena berbagai stigma terhadap penyakit kusta ini, maka orang yang pernah mengidap penyakit ini pun banyak yang dikucilkan, dirundung dan tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. 

webinar KBR

Webinar ini menghadirkan 3 narasumber yang hebat. Mereka adalah Mas Angga Yanuar (Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia), Zukirah Ilmiana (Owner PT. Anugerah Frozen Food) dan Muhammad Arfah (Pemuda OYPMK). 

Berdasarkan penuturan mas Angga, bahwa di Indonesia ada sekitar 15 hingga 17 ribu orang mengidap kusta setiap tahunnya, dimana lokasi yang tinggi penderita kustanya terdapat di Papua, Jawa Timur, Sumatera Barat, NTT, dan Sulawesi Selatan. Meski demikian, penyakit kusta itu adalah penyakit yang bisa disembuhkan, dan penularannya pun tidak mudah. Harus ada kontak fisik yang erat dan lama dengan penderita, baru ada kemungkinan penularan. Namun jiak penderita kusta terlambat mendapat penanganan, maka dapat menyebabkan disabilitas karena kusta itu sendiri bisa mematikan jaringan saraf. Oleh karena itu, jika terdapat gejala kusta seperti bercak putih atau merah pada kulit dan disertai mati rasa, maka segeralah memeriksakan diri ke puskesmas atau ke dokter. 



Namun satu hal yang perlu kita ketahui bahwa OYPMK jika sudah sembuh maka tidak lagi berpotensi untuk menularkan. Karena itu mereka berhak hidup sebagaimana mestinya. tapi kenyataannya setelah sembuh mereka ini masih saja mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dan diskriminasi diantaranya kesulitan mendapat pekerjaan. Padahal mereka butuh biaya untuk menyambung hidup. 

Bagaimana Sikap Masyarakat Seharusnya Terhadap OYPMK?

Siapa sih yang mau dikucilkan? OYPMK juga manusia yang berhak mendapat hidup layak dan perlakuan wajar dari orang di sekitarnya. Mereka juga gak mau menjadi OYPMK. Tapi begitulah takdir menyapa mereka. Jadi seharusnya kita memberi dukungan terhadap OYPMK dan disabilitas ini. Sebagaimana yang dikatakan narasumber kedua, Zukirah Ilmiana bahwa teman-teman OYPMK dan disabilitas ini bukan hanya urusan kementrian sosial RI, tapi juga perlu keterlibatan kita semua selaku masyarakat untuk memberikan energi-energi positif agar OYPMK ini kembali mendapatkan kepercayaan dirinya di tengah masyarakat. 

Zukirah Ilmiana, owner PT. Anugerah Frozen Food


Jika terus menerus stigma negatif yang dilemparkan kepada mereka, maka ini akan membuat OYPMK menyembunyikan riwayat kustanya kepada orang di sekitarnya. Ibu Zukirah sendiri selaku owner PT. Anugerah Frozen Food di Sulawesi Selatan telah mengambil bagian dalam mendukung disabilitas dan OYMPK untuk mengaktualisasikan diri. Yakni dengan diterimanya disabilitas atau OYPMK magang di perusahaannya. 

“saya sih justru berterima kasih ya mereka magang di tempat saya, karena itu berarti mereka turut membantu dan meringankan pekerjaan di perusahaan “, begitu kata Bu Zukirah. Luar biasa kemuliaan hatinya. Tidak memandang bahwa disabilitas itu tidak punya kemampuan. 

Ngomong-ngomong soal disabilitas, di balik keterbatasan mereka, mereka justru memiliki kemampuan yang luar biasa lho di salah satu sisi. Itulah anugerah tuhan buat mereka. Dulu pernah ada disabilitas datang ke sekolah saya. Ia tidak memiliki kedua tangan, tapi mampu menulis di papan tulis pakai kaki dengan rapi. Alamak oiiii, tulisan saya mah jauuuuuuh. 

Jadi memang jangan sepele dengan para disabilitas ini. Kalau mereka sudah beraksi, kita yang normal pun malu. Termasuk untuk memberi kesempatan kerja, sangat mungkin untuk mereka lakukan asal sesuai pekerjaan yang diberi dengan kemampuan mereka. 

Menyusuri Pengalaman Muhammad Arfah

Muhammad Arfa, penyintas Kusta


Muhammad Arfah ini merupakan OYPMK sekaligus narasumber ketiga pada webinar kali ini. Sebagai orang yang pernah mengalami kusta, dirinya sering mendapat stigma negatif dari teman sekolah. Waktu itu dia masih kelas 3 SMP, kulitnya gelap, hitam, sedang wajahnya belang-belang. Setiap tiba di sekolah, ia selalu diejek oleh teman-temannya, dikatain monster, roti gosong, sehingga ia sering tidak masuk ke skolah karena sedih selalu mendapat ejekan. Ia menangis saat menuturkan kejadian silam itu. Teringat masa-masa dijauhi, dikucilkan orang lain. Tapi sekarang ia sudah sangat percaya diri. Sudah bisa memberikan motivasi pada penderita kusta lainnya bahwa mereka bisa sembuh seperti dirinya, asal tetap terus berobat, berusaha dan berdoa. 

Muhammad Arfah juga merupakan salah satu peserta magang dalam program katalis NLR Indonesia di Sulawesi Selatan. Dirinya di terima magang di kantor satpol PP kota Makassar sebagai staf administrasi. Sungguh kemajuan yang membanggakan sekali untuk seorang Arfa yang pernah terpuruk. 

Ketika ditanya bagaimana cara ia menenenangkan diri saat diejek teman-teman, Arfa mengatakan bahwa yang pertama sekali ia meyakinkan dirinya bahwa ia bisa sembuh. Lalu dukungan penuh keluarga membuat Arfah semakin percaya diri. Alhamdulillah keluarganya merangkul, bukan malah ikut-ikutan menguciklkan. Semoga penderita kusta yang lain juga punya keluarga yang selalu menerima dan mendukung agak segera sembuh. 

Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan aturan bahwa perusahaan swasta harus menerima minimmal 1% karyawannya dari golongan disabilitas. Dan kita sebagai masyarakat yang mungkin akan menjadi lingkungan para disabilitas dan OYPMK ini harus mampu juga menerima dan memberi energi positif sehingga para disabilitas mampu bersinergi dengan yang lainnya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Percayalah, setiap orang punya kemampuan dan skill masing-masing yang saling membutuhkan, tak terkecuali para penyandang disabilitas. 

Tetap semangat belajar, semangat menempah diri. Insya Allah di mana pun berada akan menggapai kesuksesan dan kebahagiaan. Terima kasih KBR telah memberi kesempatan ikutan webinar seputar kusta ini. 

  


Tidak ada komentar

Posting Komentar